Hakikat Hidup dan Manusia


Manusia adalah insan yang terdiri dari body, mind, spirit, and soul. Pada hakikatnya manusia tumbuh dan berkembang sejalan dengan waktu. Dalam pengertian umum manusia adalah mahluk sosial yang dimana tidak terlepas oleh lingkungan dan pergumulan kemasyarakatan. Dalam perjalanannya manusia adalah kelahiran, berkembang dan meninggal dunia (Teguh.P 2019). Zoon Politicon “manusia selalu ingin bergaul dan berkumpul dengan sesama (Aristoteles). Manusia dan tingkah lakunya adalah pengaruh RAS, Etnis, Gender dan Orientasi Seksual, sehingga setiap manusa memiliki tuntutan perorangan atau kelompok yang diharapkan untuk dipenuhi. Dari tuntutan manusia memiliki Hak dan Kewajiban- hukum dan hidup aman. Tingkah laku adalah tindakan yang bisa diukur, diperhatikan, dan dinilai (mispersepsi menjadi ketakutan sehingga dalam manifestasinya secara fisik berupa sikap) “dalam kehidupan keseharian perilaku selalu berbohong”.
Menurut (Tegh.P 2019) dalam tumbuh kembang manusia harus melampaui beberapa fase past-present-future. Untuk mencapai kualitas hidup manusia perlu mencapai 1.) asumsi tentang dirinya, 2.) gambaran ekplisit orang tentang dunia, 3) rencana tindak dan strategi pemecahan masalah yang digunakan setiap hari. Konsep dasar ; manusia dalam kehidupannya selalu aktif sebagai suatu keseluruhan (holism). Pandangan yang utuh mengenai diri sendiri menjadi esensi kita mengenal Tuhan. Asumsi saya dalam hal ini ; kita tidak akan mengenal Tuhan, jika kita tidak mengenal diri kita, bagaimana kita mengenal Tuhan kalau kita tidak bisa mengenali ciptaannya sendiri. (I and Thou) thou yang dimaksud adalah kamu (manusia dan Tuhan).
Kudus, 16 desember 1995 saya lahir dan dibesarkan, dalam proses hidup saya. Saya tidak terlepas dalam kontradiksi kebebasan diri, bagi saya hal itu adalah sesuatu yang mengasikkan. Sesuatu yang pasti adalah keraguan-keraguannya. Meragukan adalah proses berikir dan berpikir merupakan sesuatu yang pasti dan nyata, serta mengharuskan adanya eksistensi si pemikir (I THINK, THEREFORE I AM). Untuk melihat secara utuh apakah arti hidup ini? penulis selalu menjadi (pelaku) untuk menjawab apa yang diragukannya. Asumsi penulis ; kita tidak dapat tau apa yang kita tau kalo kita tidak memeraninya sendiri.
Orientasi seksual mewujudkan untuk manusia membutuhkan rasa aman dan cinta, pada prosesnya manusia menjalin hubungan keintiman untuk memnuhi kebutuhannya.  Baron & Byrne pada tahun 2000. Mereka menyatakan pandangannya tentang cinta yang dianggap sebagai kombinasi segala yang dirasakan seseorang, pengenalan dan aktivitas pada hubungan intim.
Sedangkan  Sternberg mengklasifikasikan teori cinta dengan membaginya menjadi tiga komponen : kedekatan, hasrat dan komitmen. Ia merangkum dalam sebuah gambar berbentuk segitiga yang dikenal dengan Segitiga cinta Sternberg.
Oleh Sternberg, cinta juga didefinisikan sebagai sebuah cerita kehidupan yang ditulis seseorang. Dimana peristiwa tersebut berisi tentang karakter pribadi, minat dan perasaan dalam koneksinya kepada orang lain. Sternberg menilai, cerita-cerita yang dilukiskan oleh setiap orang akan menjadi dasar seseorang dalam membuat keputusan dalam sebuah hubungan.
Komponen Cinta Menurut Sternberg
Berikut komponen cinta menurut Stenberg:
  • Kedekatan (Intimacy)
Kedekatan yang dimaksud adalah rasa terikat, lekat dan perasaan dekat dalam sebuah hubungan romantis.  Perasaan tersebut dilandasi oleh unsur emosi yang dikombinasikan dengan rasa percaya antara dua pihak individu.
Dalam perkembangannya, keintiman ini tidak hanya pada pasangan saja, namun lebih luas seperti hubungan antara anggita keluarga atau sahabat. Ciri khas dari komponen ini adalah, meskipun ia berada pada level rendah, namun dengan adanya intensitas komunikasi yang terjalin dengan baik, maka keintiman tersebut akan mengalami peningkatan.
Berikut contoh yang timbul dengan adanya komponen intimacy :
  1. Adanya komunikasi intim yang intens.
  2. Rasa ingin membahagiakan pasangan.
  3. Perasaan senang saat bersama pasangan.
  4. Mengerti dan mendukung keadaan orang yang dicintai.
  5. Menghargai pasangan dan orang yang dicintai mereka.
  • Hasrat (Passion)
Unsur ini adalah dorongan kuat untuk bersama seseorang dalam hal cinta, yang didukung dengan adanya ketertarikan secara fisik dan seksual. Tidak seperti intimacy, komponen hasrat ini terbatas pada hubungan romantis antar individu. Peningkatan hubungan ini juga lebih cepat dari komponen intimacy.
Indikasi dalam unsur passion diantaranya adalah :
  1. Kebutuhan seksual
  2. Keinginan dan kebutuhan untuk bertemu dengan pasangan.
  3. Saling ingin diasuh dan mendominasi satu sama lain.
  4. Memikirkan orang yang dicintai.
  5. Ingin berkorban untuk yang dicintai.
  • Komitmen (Commitment)
Komponen ini juga dikenal dengan decision karena merujuk pada keputusan untuk mencintai dan menetapkan ingin selamanya bersama pasangan hidupnya. Sama seperti intimacy, perasaan ini tidak muncul pada pasangan romantis, melainkan juga keluarga dan hubungan kerabat. Unsur ini merupakan puncak dari komponen cinta.
Indikasi dalam unsur commitment adalah rasa ingin saling mempertahankan walau terjadi pasang-surut dalam perjalanan hubungan keduanya.
Cinta menurut (Teguh.P, 2019) adalah sebuah hasrat yang harus dipenuhi guna mencapai kualitas hidupnya, cinta bukanlah sebuah nafsu dan kebutuhan yang harus dipenuhi melainkan takdir yang harus dijalani. Peran komitmen dan perubahan orientasi baik adalah mekanisme yang perlu di dapati, penulis menyimpulkan (cinta adalah ketidakjelasan yang indah).

Sebuah dorongan dan tuntutan yang harus dipenuhi menciptakan kecemasan, kecemasan adalah kesenjangan antara saat sekarang dan yang akan datang. (tidak ada yang “ada” kecuali “sekarang”) dapat dijelaskan bahwasannya masa lalu telah pergi dan masa depan belum dijalani, oleh karena itu yang menentukan kehidupan manusia adalah masa sekarang. Namun bukan untuk melupakan masa lalu, karena masa lalu adalah kejadian yang sudah terjadi.
Di dunia terdapat 2 waktu kronos dan kairos, kronos adalah waktu yang ajeg dan dapat dukur, sedangkan kairos adalah waktu yang diberikan Tuhan yang didalamnya terdapat kesempatan. Karena kesempatan yang tidak tampak membuat manusia selalu berasumsi bahwa “selagi masih muda, maka nikmati” padahal pada hakikatnya kronos mengajak kita untuk dapat lebih bijaksana dan memanfaatkan waktu kronos yang tanpa kita sadari selalu berputar. Mispersepsi tersebut menjadikan manusia tidak memaknai hidup sehingga manusia selalu dalam asosiasi pikirannya hanya pada duniawi.
Dalam hidupnya penulis juga selalu mengalami kecemasan mengenai orientasi masa depannya sebelum mendapatkan insight dan memaknai apa arti hidup ini. kecemasan adalah kesenjangan masa sekarang dan masa depan. Kebanyakan manusia selalu cemas mengenai masa depannya mau jadi apa ? kecemasan adalah sesuatu hal yang manusiawi, namun berbeda jika kita mengalami kecemasan selama 15 menit dalam sehari (depresi). Kita tidak perlu mencemaskan masa depan kita, walau kata orang kita harus memiliki cita-cita. Bagi saya cita-cita adalah ayang-ayang kerangka pikiran yang hanya dimiliki anak kecil yang sifatnya berubah-ubah. Menurut (Teguh.P, 2019) kualitas hidup yang baik adalah kedewasaan, kedewasaan adalah dimana kita terlepas dari kekhawatiran duniawi. Pada fase hidup yang harus kita alami past-present-future tersebut, Tuhan selalu turut andil atas kehidupan kita yang dimana kita tidak bisa merencanakannya. disinilah saya sebut dengan “Time Zone” kita memiliki zona-zona waktu tertentu untuk jadi apa kita.
Positive Emotion adalah konsep yang kita lakukan untuk terlepas dari kekhawatiran/kecemasan dan sugesti untuk mewujudkannya. Sugesti adalah ketidaksadaran yang terealisasikan, diatas saya menjelaskan bahwasannya manusia  terdiri dari  Mind. Pikiran adalah pusat dan control kerja organ tubuh kita untuk bertindak dan berperilaku dalam manjalani hidup. Semua mahluk hidup dibumi memiliki 3 unsur dalam diri manusia yaitu : ID, EGO dan SUPER EGO, 3 unsur ini bekerja sama untuk menghaslikan perilaku manusia yang kompleks. dalam diri manusia dikendalikan oleh alam bawah sadar sebesar 80% (Sigmund Freud). Dari hal tersebut asumsi saya kita dapat meminimalkan ketidaksadaran kita melalui sugesti dan positif emotion untuk menghasilkan perilaku yang baik yang tidak kita sadari.
Contoh: saya memilih yang saya pilih, dan saya bertanggung jawab atas pilihan saya. Ketika kita mengutarakannya setiap hari, maka kognitif  akan merekonstruksi menjadi sebuah perilaku tanpa kita sadari. argument penulis. Kita berbicara, maka kita mendengar, dan pendengaran tersebut diterima oleh otak. Didalam oak terdapat saraf amigdala disini amigdala berperan sebagai sensor otak untuk menciptakan control diri; responsif-reaktif. Dalam penjelasan tersebut kaitannya pada teori (stimulus dan respon).
Kesimpulan.
(Teguh. P, 2019) “The law of attraction” semua yang kita lakukan memiliki keterkaitan yang semuanya saling tarik-menarik, apa yang kita lakukan dengan niat baik menghasilkan yang baik, begitupun dengan sebaliknya.  Manusia diciptakan karena kehendak Tuhan, Hidup untuk Tuhan dan kembali kepada Tuhan.  Jika kita hidup hanya untuk dihargai manusia kita akan terlepas dari Nilai Tuhan. Maka dari asumsi saya tersebut penulis merujuk kepada Konsepi keTuhanan yang dimana Tuhan menciptakan Manusia sebagai sesuatu yang baik. Jika saya tarik pada garis kontinum Hitam dan Putih menurut paradigma saya manusia berada pada abu-abu, mengapa? Karena semua tergantung pada diri manusianya sendiri untuk menempatkan pada posisi hitam atau putih. Merujuk pada ilmu sosial manusia sangatlah berwarna dan setiap manusia memiliki keunikannya sendiri.
pada karya sebelumnya yang berjudul local wisdom penulis menyebutkan “we may grow in wisdom” yang dimana kita dapat mencapai kebijaksanaan, ketika kita dapat meilhat keindahan yang jauh dari kesempurnaan. Kebijaksanaan adalah revolusi berpkir yang tidak didapatkan dari bangku sekolah, melainkan dari kerak kehidupan.
mengacu pada konsep ketuhanan yang dimana manusia berada pada titik abu-abu, tidak berguna jika kita selalu mendebatkan mana yang benar dan salah, karena hal tersebut justru membuat fraksi atas ketaqwaan kita pada sang agung. Karena yang saya tau sang agung tidak pernah diskriminatif dan sang agung menciptakan setiap perbedaan memiliki alasan tertentu yang itu menjadi rahasia ilahi.
Khawatir atas anggapan apa yang salah dan disalahkan menjadikan kita sibuk mencari dimana Tuhan, ketiaka kita jauh akan Tuhan kita semakin bingung mengenai siapa Tuhan dan mau jadi Apa kita? Kita tidak perlu sibuk mencari-Nya karena Tuhan selalu ada didalam hidup kita bahkan Tuhan juga ada dipikiran kita maka diotak kita terdapat syaraf “God Spot”. Jika kita mengacu pada konsep keTuhanan menurut syekh siti djenar (manunggaling kawulo Gusti).
Keyword: kerjakan, lakukan, nikmati, dan sejalan Tuhan.



Komentar

Postingan Populer